Pengertian dan Ciri - Ciri Analisis Rasio Likuiditas
Friday, August 10, 2018
Add Comment
Pengertian Analisis Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkkan kemampuan pengelola perusahaan dalam memenuhu kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Artinya, seberapa mampu perusahaan untuk membayar kewajiban atau utangnya yang sudah jatuh tempo.

Pada saat jatuh tempo, perusahaan harus membayar kewajiban kepada pihak luar perusahaan atau likuiditas badan usaha, ataupun di dalam perusahaan serta likuiditas perusahaan.
Untuk dapat memenuhi kewajibanya perusahaan harus memiliki jumlah kas, investasi atau aktiva lancar lainnya yang dapat segera dikonversi serta diubah menjadi kas untuk memenuhi kewajibannya seperti: membayar pengeluaran, tagihan, membayar listrik dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo.
Baca Juga Artikel Terbaru :
Baca Juga Artikel Terbaru :
Ciri-Ciri Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas dapat dibedakan menjadi empat bagian yaitu:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Dalam rasio ini akan diketahui sejauh mana aktiva lancar perusahaan dapat digunakan untuk menutupi kewajiban jangka pendek atau hutang lancarnya.
Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar maka artinya perusahaan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban hutang lancarnya.
Rumus:
Rasio Lancar = Aktiva lancar (Current Assets)
Utang Lancar (Current Liabilities)
Apabila hasilnya menunjukkan Rasio lancar (current rasio) 1:1 atau 100% artinya aktiva lancar dapat menutupi kewajiban jangka pendek dan akan lebih aman jika rasio lancar diatas satu atau diatas 100% maka akan perusahaan akan mampu membayar hutang lancarnya tanpa mengganggu operasi perusahaan.
Tingginya Rasio lancar dapat menunjukkan adanya uang kas yang berlebihan dibandingkan dengan aktivitas atau kebutuhan atau adanya unsur aktiva yang rendah likuiditasnya seperti persediaan yang berlebihan.
Tingginya tingkat rasio juga dikhawatirkan akibat tidak digunakan secara secara efektif oleh perusahaan. sebaliknya tingkat rasio yang rendah maka lebih rentan tetapi menunjukkan bahwa aktiva telah digunakan dengan efektif.
Sebaiknya saldo kas dibuat sesuai dengan tingginya tingkat perputaran piutang dan persediaan agar tidak sia-sia.
Dalam rasio ini akan diketahui sejauh mana aktiva lancar perusahaan dapat digunakan untuk menutupi kewajiban jangka pendek atau hutang lancarnya.
Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar maka artinya perusahaan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban hutang lancarnya.
Rumus:
Rasio Lancar = Aktiva lancar (Current Assets)
Utang Lancar (Current Liabilities)
Apabila hasilnya menunjukkan Rasio lancar (current rasio) 1:1 atau 100% artinya aktiva lancar dapat menutupi kewajiban jangka pendek dan akan lebih aman jika rasio lancar diatas satu atau diatas 100% maka akan perusahaan akan mampu membayar hutang lancarnya tanpa mengganggu operasi perusahaan.
Tingginya Rasio lancar dapat menunjukkan adanya uang kas yang berlebihan dibandingkan dengan aktivitas atau kebutuhan atau adanya unsur aktiva yang rendah likuiditasnya seperti persediaan yang berlebihan.
Tingginya tingkat rasio juga dikhawatirkan akibat tidak digunakan secara secara efektif oleh perusahaan. sebaliknya tingkat rasio yang rendah maka lebih rentan tetapi menunjukkan bahwa aktiva telah digunakan dengan efektif.
Sebaiknya saldo kas dibuat sesuai dengan tingginya tingkat perputaran piutang dan persediaan agar tidak sia-sia.
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar atau tanpa memperhitungkan persediaan karena persediaan akan membutuhkan waktu yang lama untuk diuangkandibandingkan dengan asset lainnya.
Quick asset ini terdiri dari piutang dan surat-surat berharga. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik.
Rumus:
Rasio cepat = Current Assets - Inventory
Uang Lancar (Current Liabiities)
Jika hasilnya mencapai 1:1 atau 100% maka ini akan berakibat baik jika terjadi likuidasi karena perusahaan akan mudah untuk menguangkan aktiva tersebut untuk membayar kewajibannya.
Rasio ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar atau tanpa memperhitungkan persediaan karena persediaan akan membutuhkan waktu yang lama untuk diuangkandibandingkan dengan asset lainnya.
Quick asset ini terdiri dari piutang dan surat-surat berharga. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik.
Rumus:
Rasio cepat = Current Assets - Inventory
Uang Lancar (Current Liabiities)
Jika hasilnya mencapai 1:1 atau 100% maka ini akan berakibat baik jika terjadi likuidasi karena perusahaan akan mudah untuk menguangkan aktiva tersebut untuk membayar kewajibannya.
Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya uang kas yang tersedia untuk melunasi kewajiban jangka pendek yang ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau setara kas contohnya rekening giro.
Rumus:
Rasio Kas = Cash atau Cash Equivalent
Utang Lancar (Current Liabilities)
Jika hasil rasio menunjukan 1:1 atau 100% atau semakin besar perbandingan kas atau setara kas dengan hutang akan semakin baik .
4. Rasio perputaran kas (cash turnover ratio)
Rasio ini akan menunjukkan nilai relative antara nilai penjualan bersih terhadap kerja bersih. Modal kerja bersih merupakan seluruh komponen aktiva lancar dikurangi total utang lancar.
Rasio ini dihitung dengan cara membagi nilai penjualan bersih dengan modal kerja.
Rumus:
Rasio Perputaran Kas = Penjualan Bersih
Modal Kerja Bersih
Rasio ini menunjukkan seberapa besar penjualan untuk modal kerja yang dimiliki perusahaan.
0 Response to "Pengertian dan Ciri - Ciri Analisis Rasio Likuiditas"
Post a Comment