RESUME PERENCANAAN KAPASITAS AGGREGATE
Wednesday, October 10, 2018
Add Comment
1. Konsep
Dasar Dan Peran Strategis Perencanaan Kapsitas dan Aggregate Dalam Proses
Produksi
Seperti telah dibahas pada bab
terdahulu, perencanaan jangka panjang perusahaan dijabarkan lebih lanjut
dalam perencanaan jangka menengah. Perencanaan ini berupa
business plan yang berisikan rencana kegiatan perusahaan dalam
rentang waktu 3 sampai 24 bulan yang akan datang. Business
plan ini didasarkan atas prakiraan kondisi perekonomian, industri,
ataupun persaingan masa datang, dan mencerminkan strategi perusahaan
dalam mencapai sasaran.
Bagian business plan yang
menyangkut kegiatan produksi atau operasi disebut perencanaan produksi
atau dikenal dengan istilah perencanaan agregat (aggregate
planning). Perencanaan agregat merupakan jantung dari perencanaan
jangka menengah. Tujuan perencanaan agregat untuk mengembangkan suatu
rencana produksi secara menyeluruh yang fisibel dan optimal. Fisibel
berarti dapat memenuhi permintaan pasar dan sesuai dengan
kapasitas yang ada, sedangkan optimal berarti menggunakan sumber
daya sebijaksana mungkin dengan pengeluaran biaya serendah
mungkin. Meskipun merupakan faktor penting yang menjadi perhatian,
biaya tidak satu-satunya pertimbangan. Faktor lain yang juga perlu menjadi
perhatian, antara lain kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, pesaing dan
mutu produk yang dihasilkan.
Perencanaan agregat berhubungan dengan
penentuan jumlah dan waktu produksi untuk jangka waktu menengah. Manajer
operasi harus menentukan jalan terbaik agar memenuhi
prakiraan permintaan dengan cara menyesuaikan rata-rata produksi,
tingkat penggunaan tenaga kerja, tingkat persediaan, lembur, kerja
sama (subkontrak), atau variabel lain yang dapat
dikendalikan. Berdasarkan prakiraan permintaan dan masukan lain yang berhubungan,
manajer operasi harus menentukan strategi yang hendak dipakai untuk
memperoleh suatu perencanaan agregat yang fisibel dan optimal.
Kegiatan perencanaan agregat tidak saja
dilakukan untuk industri pengolahan, tetapi juga untuk industn jasa, seperti
rumah sakit, bank atau lembaga pendidikan keterampilan. Misalnya,
suatu perusahaan jasa yang menyelenggarakan jasa pelatihan/pendidikan
komputer menawarkan materi pelatihan word processor, data base,
spread sheet dan berbagai subjek lain, serta mempekerjakan
sejumlah instruktur untuk memenuhi permintaan dari umum atau
kalangar. instansi pemerintah. Permintaan pelatihan cenderung
menurun menjelang hari libur panjang, seperti menjelang lebaran atau
akhir tahun. Untuk memenuhi fluktuasi permintaan yang berbeda. perusahaan
dapat melakukan pengurangan instruktur atau melakukan kegiatan promosi
tambahan untuk mendorong permintaan pada musim permintaan rendah, atau
melakukan penambahan instruktur atau subkontrak pada lembaga lain jika terjadi
permintaan tinggi.
Dengan menggunakan beberapa metode dalam
perencanaan agregat, manajer operasi dapat memilih strategi terbaik yang
memberikan keuntungan optimal. Perencanaan agregat diperlukan karena akan
mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan clan dalam
berkompetisi dengan perusahaan lain.
Peran
Perecanaan Aggregate antara lain:
1. Sebagai langkah awal untuk menentukan
aktifitas produksi
2. Sebagai masukan perencanaan sumber daya
3. Stabilisasi produksi dan tenaga kerja
terhadap fluktuasi permintaan
Perencanaan agregat menghubungkan sasaran strategis perusahaan dengan rencana
produksi. Ada empat hal yang diperlukan untuk perencanaan agregat :
1. Keseluruhan unit yang logis untuk
mengukur output dan penjualan, seperti unit alat pendingin pada GE.
2. Peramalan permintaan untuk suatu perioda
perencanaan jangka menengah yang layak pada selang waktu agregat tersebut.
3. Metode untuk menentukan biaya yang
didiskusikan.
4. Model yang mengkombinasikan peramalan
dan biaya sehingga keputusan penjadwalan dapat dibuat untuk perioda
perencanaan.
b. Konsep
Dasar dan Peran Perencanaan Kapasitas Dalam Proses Produksi
Untuk memenuhi permintaan konsumen, perusahaan
harus meminimalkan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas produk dan
memanfaatkan bahan baku seefisien mungkin tanpa mengurangi mutu bahan baku.
Maka, perencanaan kapasitas sangat berperan penting dalam hal ini, dan seorang
Manajer Operasional, harus mampu merencanakan kapasitas produksi dengan biaya
yang seefisien mungkin dan kualitas yang baik, serta sesuai dengan permintaan pasar,
sebagaimana pengertian dari kapasitas itu sendiri, yakni :
1. Kapasitas adalah hasil produksi atau volume
pemrosesan (throughput), atau jumlah unit yang dapat ditangani, diterima,
disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas pada suatu periode waktu
tertentu.
2. Kapasitas dari bahasa
Belanda; capaciteit adalah:
a. Daya tampung, daya serap
3. Kapasitas adalah suatu tingkat keluaran, suatu kuantitas keluaran
dalam periode tertentu, dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin
selama periode waktu tersebut.
4. Desaign capacity yaitu tingkat keluaran per satuan waktu pabrik yang
dirancang
5. Rated capacity yaitu tingkat keluaran per satuan
waktu yang menunjukkan bahwa fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuan
memproduksinya
6. Standard capacity yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang
ditetapkan sebagai “sasaran” pengoperasian bagi manajemen, supervisi dan
para operator mesin.
7. Actual/operating capacity, yaitu tingkat
keluaran rata-rata per satuan waktu selama periode-periode waktu yang telah
lewat
8. Peak capacity, yaitu jumlah keluaran per satuan waktu yang dapat dapat dicapai
melalui maksimasi keluaran, dan mungkin dilakukan dengan kerja lembur, menambah
tenaga kerja, menghapus penundaan-penundaan, mengurangi jam istirahat, dll
Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit
produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam
bentuk keluaran (output) per satuan waktu. Pengertian kapasitas ini
harus dilihat dari tiga perspektif agar lebih jelas, yaitu:
A. Kapasitas Desain :
Menunjukkan output maksimum pada kondisi
ideal dimana tidak ada produk yang rusak atau cacat, hanya untuk perawatan yang
rutin.
B. Kapasitas Efektif :
Menunjukkan output maksimum pada tingkat
operasi tertentu. Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah dari pada
kapasitas desain. Kapasitas efektif
sering kali lebih rendah daripada kapasitas desain karena fasilitas yang ada
mungkin telah didesain untuk versi produk sebelumnya atau bauran produk yang
berbeda daripada yang sekarang sedang diproduksi.
C. Kapasitas Aktual :
Menunjukkan output nyata yang dapat
dihasilkan oleh fasilitasproduksi. Kapasitas aktual sedapat mungkin harus diusahakan sama dengan
kapasitas efektif.
2. Strategi
Perencanaan Kapasitas Produksi
Empat Proses Strategi Kapasitas
Strategi peningkatan volume dan variasi
produk
a.
Fokus
pada proses.
Fokus pada proses ini dapat dilihat
dari peralatan, layout , dan pengawasan. Ketiga hal ini membuat fleksibilitas produk
semakinbesar karena produk bergerak secara terputus-putus dari satu proses ke
proseslain (proses intermitten).
b.
Fokus pada Proses Berulang-ulang .
Proses
berulang-ulang beradadiantara fokus pada produk dan fokus pada proses. Jalur
proses berulang-ulangmerupakan jalur perakitan klasik. Proses ini banyak
digunakan pada perakitankendaraan bermotor dan peralatan rumah tangga, karena
memiliki struktur yanglebih dan fleksibilitasnya kurang dibanding fasilitas
yang difokuskan pada proses.
c.
Fokus
pada Produk.
Proses yang menghasilkan volume produk
yang besardengan keragaman yang rendah disebut proses yang memfokuskan pada
produk.Fasilitas-fasilitas pendukung diatur disekitar produk. Proses ini juga
disebut proseskontinu, karena jalannya produksi secara terus-menerus dan sangat
lama. Fasilitas-fasilitas yang difokuskan pada produk, menghasilkan produk
dalam volume yangbesar dan keberagaman yang rendah. Sifat khusus fasilitas ini
adalahdibutuhkannya biaya tetap yang sangat tinggi, tetapi biaya variabelnya
rendahkarena adanya pemanfaatan fasilitas yang sangat tinggi.
d.
Fokus
pada Produksi Masal.
Produksi masal merupakan produksibarang
dan jasa yang sangat cepat dengan biaya rendah, untuk memenuhikeinginan unik
konsumen yang terus meningkat. Produksi masal menyediakanragam produk yang
banyak dengan biaya rendah. Produksi masal dapatmeningkatan kapabilitas
operasional. Hubungan antara penjualan, produksi danlogistik sangat erat.
Manajer operasi harus memanfaatkan sumber dayaorganisasi secara imajinatif dan
agresif untuk membangun proses yang mampumemproduksi produk masal secara cepat
dan murah.
3.
Strategi
Perencanaan Aggregate Dalam Proses Produksi
Pada umumnya, perusahaan menghadapi permintaan yang
berubah-ubah/tidak tetap. Pola permintaan yang tidak tetap ini mengakibatkan
beban kerja yang tidak tetap pula, misalnya kebutuhan tenaga kerja pada
setiap periode dalam suatu jangka waktu tertentu bisa tidak sama. Untuk
mengatasi hal ini, dilakukan perencanaan dengan mengatur tingkat
persediaan, produksi, penggunaan tenaga kerja, kapasitas produksi yang
dipakai, atau variabel lain.
Terdapat
tujuh strategi yang digunakan dalam perencanaan agregat, yaitu melakukan
variasi tingkat persediaan, melakukan variasi jam kerja, melakukan variasi
jumlah tenaga kerja, subkontrak, menggunakan pekerja paruh waktu,
mempengaruhi permintaan, dan pemesanan tertunda selama periode permintaan
tinggi.
a. Melakukan
Variasi Tingkat Persediaan
Pada strategi ini jumlah karyawan dan waktu kerja
dipertahankan tetap sehingga rata-rata tingkat produksi akan tetap.
Kelebihan produksi yang terjadi pada periode permintaan rendah
disimpan sebagai persediaan yang nantinya digunakan untuk
menutupi kekurangan produksi pada waktu terjadi permintaan yang
lebih tinggi dari tingkat produksi.
Kelemahan strategi ini adalah timbulnya biaya
penyimpanan persediaan berupa biaya sewa gudang, administrasi,
asuransi, kerusakan material, dan bertambahnya modal yang
tertanam. Namun, di pihak lain, pada waktu terjadi permintaan
tinggi perusahaan dapat menghindari terjadinya kehilangan
penjualan karena memiliki kelebihan persediaan yang diperoleh pada
waktu permintaan rendah. Kehilangan persediaan sebagai akibat
tidak adanya persediaan membawa pengaruh kepada
ketidakpuasan pelanggan, bahkan beralihnya pelanggan kepada pihak pesaing.
Strategi ini tidak dapat digunakan untuk kegiatan jasa
(misalnya transportasi, kesehatan, atau pendidikan) karena jasa tidak
dapat disimpan sebagai persediaan. Strategi ini juga tidak tepat
bagi perusahaan yang produknya cepat rusak/tidak tahan
lama, berhubungan dengan mode/fashion, bernilai tinggi/mahal, atau memerlukan
ruang simpan yang sangat besar.
b. Melakukan
variasi jam kerja
Dalam strategi ini jumlah karyawan dijaga tetap
untuk suatu tingkat produksi tertentu, perubahan hanya dilakukan terhadap
jumlah jam kerja. Jika permintaan naik, diadakan penambahan jam kerja
(lembur, overtime) untuk menambah produksi, sedangkan
jika permintaan turun dilakukan pengurangan jam
kerja (undertime).
Lembur biasanya menimbulkan biaya yang lebih besar
karena upah lembur lebih besar daripada upah pada waktu reguler.
Selain itu, terlalu banyak lembur dapat menurunkan produktivitas
dan menambah biaya overhead.
Undertime di sini bisa dalam
bentuk seluruh atau sebagian karyawan bekerja dalam tingkat
kecepatan yang lebih lambat tetapi dengan upah yang tetap (reguler),
yang tentunya menimbulkan biaya tinggi, atau dengan melalui penggunaan
jumlah hari/jam kerja yang lebih pendek yang dikaitkan dengan pengurangan
jumlah upah.
Apabila tingkat kecepatan kerja dan jumlah jam kerja
dipertahankan tetap, untuk mengisi kekosongan jam kerja karyawan dapat
dimanfaatkan untuk pemeliharaan mesin dan peralatan, kebersihan atau
pekerjaan lain yang bermanfaat.
c. Melakukan
variasi jumlah tenaga kerja
Apabila terjadi permintaan tinggi maka dilakukan
penambahan tenaga kerja. Sebaliknya, pada waktu permintaan rendah
dilakukan pengurangan tenaga kerja (lay off). Biaya yang timbul
mencakup biaya pengadaan tenaga kerja (iklan, tes, wawancara, pelatihan)
atau pesangon bagi tenaga kerja yang dikurangi.
Strategi ini cocok untuk
diterapkan apabila tenaga kerja yang disewa atau dikurangi mempunyai
keterampilan yang rendah (misalnya untuk hotel, restoran, perkebunan, atau
beberapa pabrik), dan jika pasar tenaga kerja memiliki suplai yang besar.
Bagi perusahaan yang memerlukan tenaga kerja dengan keterampilan tinggi,
strategi ini tidak mudah diterapkan karena tenaga kerja yang demikian
lebih menyukai pekerjaan yang tetap dan tedamin. Selain itu, pengurangan
tenaga kerja yang terlalu sering dapat mempunyai pengaruh negatif, yaitu
menurunkan moral kerja karyawan yang mengakibatkan penurunan produktivitas.
d. Subkontrak
Subkontrak dilakukan apabila terjadi permintaan yang
bertambah sementara kapasitas produksi tidak cukup untuk
memenuhinya, sedangkan perusahaan tidak menghendaki hilangnya
permintaan atau pelanggan penting.
Subkontraktor yang dipilih tentunya
yang dapat memenuhi standar mutu yang disyaratkan dan dapat memenuhi
jadwal pengiriman. Kerugian strategi subkontrak adalah harga pokok
produksi menjadi lebih tinggi, bisa memberikan kesempatan kepada pesaing
untuk maju, dan adanya risiko karena tidak dapat secara langsung
mengontrol mutu produk dan penjadwalan.
e. Menggunakan
Pekerja Paruh Waktu
Dalam sektor jasa, pekerja paruh waktu (part
timer) dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja berketerampilan rendah,
seperti di restoran, toko eceran, dan supermarket Metode ini
membawa konsekuensi biaya yang rendah dan lebih fleksibel
daripada menggunakan tenaga kerja tetap.
Kelemahan metode
ini, mengakibatkan perputaran (turnover) tenaga kerja dan
biaya pelatihan yang tinggi, serta mempengaruhi konsistensi
mutu produk. Apabila strategi ini diterapkan untuk pekerjaan
yang memerlukan keterampilan tinggi, masalah yang`perlu
diantisipasi ialah tidak tersedianya tenaga kerja pada saat diperlukan
karena mereka mencari kerja di tempat lain.
f. Mempengaruhi
Permintaan
Jika permintaan turun/rendah, perusahaan berusaha
menaikkan permintaan melalui Man, promosi, pemotongan harga (diskon),
atau menggalakkan bentuk kegiatan pemasaran lain.
Misalnya, perusahaan penerbangan dan perhotelan sering
memberikan potongan harga pada akhir pekan atau pada musim-musim
sepi. Biaya tambahan yang timbul tentunya berupa biaya Man,
potongan harga, dan biaya program promosi lain.
Strategi ini juga termasuk menggeser permintaan dari
periode permintaan tinggi ke periode permintaan rendah, seperti
yang dilakukan perusahaan telekomunikasi. Pada saat siang hari,
banyak permintaan telepon yang tidak terlayani karena salurannya
penuh (kapasitas yang tersedia terpakai semua).
Untuk itu, dilakukan strategi
menggeser permintaan siang hari ke malam hari (di mana permintaan relatif
sepi), melalui perbedaan tarif yang sangat signifikan. Hal itu menyebabkan
konsumen yang tadinya akan menggunakan jasa telepon siang hari beralih ke
malam hari karena ingin mendapatkan biaya yang rendah. Permintaan
siang hari yang potensi hilang menjadi tetap ada karena pindah ke malam
hari.
4.
Tantangan
/ Isu Strategis Dalam Kapasitas Dan Aggregate Dalam Proses Produksi
a.
Tantangan Perencanaan
Kapasitas
Pilihan
|
Keunggulan
|
Kerugian
|
Mengubah tingkat persediaan
|
Perubahan sumber daya manusia terjadi secara
bertahap atau tidak ada perubahan produksi secara tiba-tiba
|
Biaya penyimpanan persediaan dapat meningkat.
Kekurangan persediaan dapat menyebabkan kehilangan pernjualan
|
Meragamkan jumlah tenaga kerja dengan merekrut
atau memberhentikan karyawan
|
Menghindari
biaya alternative lain
|
Biaya
perekrutan, PHK, dan pelatihan mungkin berjumlah besar.
|
Meragamkan tingkat produksi melalui waktu lembur
atau waktu kosong
|
Menyesuaikan fluktuasi musiman tanpa biaya
perekrutan / pelatihan
|
Upah lembur mahal; karyawan lelah; mungkin tidak
dapat memenuhi permintaan
|
Subkontrak
|
Membolehkan
adanya fleksibilitas dan memuluskan output perusahaan
|
Kehilangan
pengendalian mutu; mengurangi keuntungan; kehilangan bisnis di masa datang
|
Menggunakan karyawan paruh waktu
|
Lebih murah dan lebih fleksibel daripada karyawan
penuh waktu
|
Biaya perputaran karyawan/ pelatihan tinggi;
sulit membuat penjadwalan
|
Mempengaruhi permintaan
|
Mencoba
untuk menggunakan kapasitas berlebih; diskon menarik pelanggan baru
|
Ketidakpastian
permintaan, sulit untuk menyesuaikan permintaan pada pasokan ssecara tepat
|
Tunggakan pesanan selama periode permintaan
tinggi
|
Dapat menghindari lembur, menjaga kapasitas tetap
konstan
|
Pelanggan harus mau menunggu, tetapi kehendak
baik akan hilang
|
Perpaduan produk dan jasa counterseasonal
|
Sumber
daya yang dimanfaatkan secara penuh; memungkinkan tenaga kerja stabil
|
Mungkin
membutuhkan keahlian atau peralatan diluar keahlian perusahaan
|
0 Response to "RESUME PERENCANAAN KAPASITAS AGGREGATE"
Post a Comment